Diterjemahkan dengan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa
Mi’raaj Khoiril Bariyyah Karya Al
Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al
Maliky al Hasany RA.
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW
berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring
diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin
Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau
lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka
merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.
Dalam riwayat lain disebutkan suatu
malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril
membelah dada Beliau yang mulia sampai di bawah perut Beliau, lalu Jibril
berkata kepada Mikail:
“Datangkan kepadaku nampan dengan
air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.
Perlu diketahui bahwa penyucian ini
bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah
dengan hati yang paling suci dan mulia, hal ini tidak lain untuk menambah
kebersihan di atas kebersihan, kesucian di atas kesucian, dan untuk lebih
memantapkan dan menguatkan hati Beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan
maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan
Allah SWT.
Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati
Beliau yang mulia lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan
emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati Beliau,
maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh
kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.
Setelah itu disiapkan untuk Baginda
Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini
berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan
telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun
dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi
pahanya untuk membantu kecepatannya.
Saat hendak menaikinya, Nabi
Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari
berkata:
“Wahai buroq, tidakkah kamu merasa
malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulia
daripada dia (Rasulullah)”,
mendengar ini buroq merasa malu
sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah
keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.
Dalam perjalanan, Jibril menemani
disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu
Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali
kendali.
(Mereka terus melaju, mengarungi
alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di
tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma,
lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah
Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”,
jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari
Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.
Kemudian buroq berangkat kembali
melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan
matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta
sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril
memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa
bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.
Dalam perjalanan selanjutnya Nabi
Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa
berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau
sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau
turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan
berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul
Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.
Setelah melanjutkan perjalanan,
tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan
api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata: “Tidakkah
aku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan
apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”
Kemudian Jibril AS memberitahukan
doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan
sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan
langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali
seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW
bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka
adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah,
kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.
Kemudian beberapa saat kemudian
beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi
apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak
Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.
Masyitoh adalah tukang sisir anak
perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya
terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”,
mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain
ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”. Kemudian dia mengancam akan
memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim
itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh
menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.
Mengetahui keteguhan iman Masyithoh,
kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang
tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua
anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan
suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan,
dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.
Maka Firaun memerintahkan agar
disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian
dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua
dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh
dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu
berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada
jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.
Kemudian di tengah perjalanan,
beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke
kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu
kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa
mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.
Kemudian Beliau juga bertemu
sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak,
sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka
lebih memilih untk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah
menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah
mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh)
dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang
mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain
untuk berzina dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan
perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil Beliau dari arah kanan: “Wahai
Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah
tidak memperdulikannya. Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan
Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi
Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang
tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya.
Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan
beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh
tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi
Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah
dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih
dunia daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh
beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan
hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti
di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya
pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi
mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam
masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab
mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka
adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan
iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan
mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu
menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan
Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa
haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah
memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda
telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat
anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Kemudian setelah beliau
menyempurnakan segalanya, maka tiba saatnya beliau melakukan mi’raj yakni
naik bersama Jibril menembus langit satu persatu sampai akhirnya berjumpa
dengan Khaliq-nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar